Masyarakat di Indonesia saat ini sedang di ramaikan oleh berita-berita yang suguhkan oleh media informasi, baik cetak maupun elektronik. Berita tersebut tak lain adalah berita mengenai program mobil nasional yang pertama kali di wacanakan oleh Walikota Surakarta Joko Widodo dengan mengganti mobil dinas lamanya dengan mobil buatan siswa SMK bernama “Esemka”. Munculnya mobil “Esemka” seharusnya menjadi momentum bagi bangsa ini untuk kembali menghidupkan geliat industri mobil nasional. Fenomena mobil ini sangat luar biasa, belum juga diproduksi secara masal, karena memang ada beberapa tahapan menguji kelayakan mobil tersebut, para pejabat serta artis di negeri ini mulai ramai untuk ikut memesan mobil tersebut. Kemunculannya pun hari ini tidak lagi dipandang sebelah mata, sekarang semua tingkatan pemerintah, mulai dari daerah hingga pusat ramai-ramai mendesak presiden untuk segera mengeluarkan kebijakan terkait mobil nasional.
Industri mobil nasional memang perlu mendapat dukungan bahkan dan pembuatan kebijakan dari pemerintah untuk memulai kembali geliat industri mobil nasional, hal ini dirasa perlu karena akan meningkatkan daya saing bangsa di dunia global. Selain juga program mobil nasional memungkinkan bangsa ini kembali diperhitungkan dalam kancah industri global. Program mobil nasional memang bukan barang baru, bahkan saat tahun 1985 melalui PT. Astra Internasional, Indonesia serta negara tetangga, didukung serta mendapat berbagai kemudahan dalam memulai program mobil nasional. Namun ternyata dalam perjalanannya bangsa kita jauh tertinggal dari negara tetangga kita. Melihat fenomena mulai menggeliatnya program mobil nasional saat ini, merupakan momentum untuk bangkitnya mobil nasional. Ada beberapa hal yang dapat di lakukan pemerintah dalam mendukung program mobil nasional, diantaranya : memberi kemudahan pinjaman modal seperti bunga yang rendah, memudahkan perizinan, membantu promosi, pembebasan biaya uji kelayakan kendaraan, pengurangan biaya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor, termasuk dukungan infrastruktur , serta ketersediaan suku cadang. Selain itu dukungan lain dari berbagai pihak bisa dilakukan dalam bentuk transfer teknologi, dan penjaminan kredit lunak dari bank nasional dan strategi marketing yang mampu bersaing dengan mobil asing. Dengan potensi pasar yang besar, maka ini akan mengatrol ekonomi bangsa indonesia menjadi lebih baik lagi.Namun kita juga tak boleh lupa akan unsur kualitas dari produk yang kita tawarkan, sehingga pada saatnya nanti mobil nasional siap bersaing di pasaran dengan mobil asing.
Namun ternyata munculnya progam mobil nasional, tidak diimbangi dengan perbaikan kualitas jalan yang hari ini masih dihadapkan dengan kondisi jalan berlubang, banjir serta kemacetan. Jangan sampai program mobil nasional ini menjadi euforia sesaat tanpa kita berfikir panjang tentang kesiapan infrastruktur, hal karena jika tidak ada perbaikan kualitas jalan maka kondisi lalu lintas kita akan semakin kacau, bahkan kota-kota yang terkenal dengan kemacetannya akan menjadi kota “mati”. Maka kemauan pemerintah untuk mendukung program mobil nasional harus segera di barengi dengan kebijakan perbaikan fasilitas jalan publik. Masalah selanjutnya adalah semakin murah nya harga mobil asing dan pajak yang rendah pula, maka jika ingin membangkitkan kembali program mobil nasional, maka pemerintah harus berani menaikan pajak bea masuk, termasuk pajak untuk mobil impor, dan pajak kendaraan juga harus dinaikan sehingga ketika program mobil nasional ini dimulai maka segala faktor pendukung telah siap untuk memuluskan program ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar