Sudah sejak dahulu keberadaan kaum muda dalam sejarah bangsa ini begitu sangat diperhitungkan, dan begitu strategisnya peran dan fungsinya. Bahkan berbagai julukan kemudian melekat dalam diri kaum muda, itu menunjukan bukti akan potensi besar yang tersimpan dalam diri setiap pemuda. Beberapa prestasi yang kemudian ditorehkan pemuda bangsa ini begitu mengagumkan, tertulis pula dalam sejarah beberapa orang pemuda yang kemudian memiliki peran dalam pencapaian kemerdekaan bangsa ini. Dalam percaturan perubahan bangsa ini, peran pemuda ternyata memang begitu sentral, bahkan banyak rezim yang kemudian tumbang, dan salah satu elemen penggeraknya adalah pemuda.
Salah satu julukan yang kemudian melekat dalam diri pemuda, adalah agent of change atau ada beberapa pihak yang kemudian mencetuskan lebih, yaitu director of change, apapun namanya, sebetulnya yang paling penting substansi atau perubahan seperti apa kah yang di tawarkan kaum muda, dalam mengatasi kompleksitas permasalahan bangsa ini. Sudah menjadi keniscayaan, bahwa kaum muda harus kemudian mengusahakan perubahan tatanan kehidupan yang lebih baik. Perubahan merupakan agenda yang sangat urgent dalam kehidupan kita, karena sebuah kondisi yang menyesakan akan menjadi lebih baik dengan sebuah perubahan, oleh karena itu diperlukan pengemban misi perubahan yang kemudian siap dan rela mengorbankan diri demi kepentingan perubahan itu sendiri. sebuah pernyataan dari Saiful A. Imam, bahwa “Secara sederhana, kita bisa menyebut bahwa proses perubahan sejarah kehidupan manusia adalah sebuah proses yang membutuhkan peran. Bahwa kehidupan itu seperti skenario peran-peran yang memerlukan aktor untuk memainkannya. Sebuah situasi kemanusiaan tidak akan berubah kecuali ketika manusia melakukan dan mengusahakan perubahan. Nasib manusia tidak akan berubah kecuali manusia berusaha untuk mengubahnya”. Berdasar pada pernyataan diatas diperlukan pemimpin-pemimpin dalam sebuah misi perubahan, dan itu tersemat pada diri kita sebagai kaum muda yang memiliki daya intelektual paling tinggi.
Bangsa hari ini memang mengalami beberapa kemajuan, tapi ternyata itu tak sebanding dengan beberapa pekerjaan yang bangsa ini harus segera lakukan. Masih banyak tugas-tugas pembaruan yang menanti di depan mata, oleh sebab itu diperlukan beberapa karater yang harus dimiliki oleh pengemban misi perubahan itu:
TEKAD UNTUK SELALU OPTIMIS
Memang dijika di runut, sudah terlalu banyak permasalahan yang menimpa bangsa ini, saking banyaknya, masyarakat kemudian bersikap acuh tak acuh melihat nasib dari bangsanya, melihat kondisi ini, diperlukan anak bangsa atau kaum muda, yang kemudian mempunyai sikap inovatif dan kreatif dalam menghadapi permasalahan bangsa hari ini, kaum muda ini harus terbiasa hidup dalam kubangan masalah, agar ia kreatif dalam mencari solusi. Selain itu ia harus produktif dan mempunyai kontribusi yang paling optimal, pemuda seperti, adalah orang yang melaksanakan tugas dan kewajibannya melibihi tanggung jawabnya, dan hanya mengambil sesuatu yang menjadi hak nya saja.
MENGASAH KEMAMPUAN REFLEKTIF
Dalam mengembangkan perannya, kaum muda Indonesia perlu mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat dilakukan karena adanya agenda refleksi (reflection) dan aksi (action) secara sekaligus. Kemampuan seperti ini hanya dapat di dapat, jika sang pengemban misi perubahan, memiliki kemauan yang tinggi dalam membaca, baik itu yang bersifat teks atau pun kontekstual, artinya ia mampu membaca keadaan atau situasi dalam setiap setting permasalahan. Makin luas dan mendalam sumber bacaan yang kita peroleh maka itu akan sebanding dengan kemampuan refleksi kita. Karena itu, sebagai insan pembelajar, sudah selayaknya budaya yang berlaku dikalangan mahasiswa yaitu budaya literasi menjadi bagian yang tak terpisahkan lagi dalam setiap aktivitas kita.
TIDAK TERJEBAK PADA WACANA
Inilah yang kemudian menjadi penyakit yang serius yang menjangkiti bangsa ini, terutama para pemimpinnya, yaitu budaya wacana, jangan sampai kita menjadi generasi NATO (No Action, Tak Only), inilah kebiasaan yang dimiliki oleh kaum intelektual dan politikus negara miskin, yang hanya bisa berwacana dalam mimpi namun minim dalam kontribusi, jangan sampai konsep-konsep pemikiran kita tidak membumi, atau bahkan tidak berkaca pada realita, bahkan jangan sampai ruang-ruang diskusi kita hanya diisi oleh wacana yang enak didengar, terlihat begitu indah, tapi kemudian tak mampu kita ejawantahkan dalam solusi konkrit. Ruang-ruang diskusi mahasiswa tidak perlu menghasilkan gagasan yang monumental namun miskin akan kontribusi, namun ruang-ruang diskusi mahasiswa haruslah sampai pada tataran operasional dalam menyikapi sebuah permasalahan. Bayangkan, jika semua anak muda kita terjebak dalam wacana, tidak mampu merealisasikan ide-ide yang baik karena ketiadaan kemampuan teknis atau tidak berkaca pada realita, tak ada ketrampilan manajerial untuk merealisasikannya, sungguh tidak akan ada perbaikan dalam kehidupan kebangsaan kita ke depan. oleh karena itu diperlukan kaum muda yang selalu melatih diri, kaum muda inovatif dan kreatif, yang ia mau untuk bertindak mempunyai agenda aksi dan benar-benar bekerja dalam arti yang sesungguhnya.
*) Disarikan dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar