Senin, 23 Januari 2012

Izinkan Kami Berkontribusi Bagi Almamater dan Bangsa Ini...



Hari ini kondisi dunia organisasi di kampus ini seperti “mati segan, hidup pun tak mau”. Tak ada lagi dinamika, tak ada lagi semangat untuk saling berdialektika, padahal dulu, kata abang-abangku, para aktivis tempo dulu, kampus ini begitu hidup, dengan dinamika organisasinya, mahasiswa bergerak bersama dalam menyikapi semua isu dan permasalahan, hari ini tampak memang ada gerakan, namun gerakan yang dibangun hanya sekedar “formalitas”, serasa tidak mempunyai power bahkan dengan mudahnya di patahkan oleh hegemoni birokrat.
Kondisi hampir meredupnya gerakan di kampus ini, tampak dari antusias saat berlangsungnya tahapan PEMIRA, posisi pimpinan mahasiswa tertinggi seolah tak bergensi lagi, orang-orang sekarang mulai acuh, bahkan telah teralihkan orientasinya. Berbagai macam pandangan akhirnya muncul dari berbagai kalangan, bahwa katanya lembaga eksekutif tertinggi di kampus sekarang hanya di kuasai segolongan orang saja, hingga akhirnya membuat yang lain antipati. Hingga munculan  pertanyaan yang menyeruak di benak saya, Benarkan seperti itu ?, ataukah hanya pandangan orang yang tidak suka ketika golongan nya kalah hingga menyebarkan isu seperti itu. Saya hanya miris saja melihat kondisi kampus hari ini, gerakan mahasiswa sekarang terkotak-kotakan, tak ada lagi kesatuan, kita hari ini masih terkesan mengedepankan ego masing-masing, sehingga hal itu menjalar kepada diskusi yang dibangun, diskusi kita hari ini masih seputaran perbedaan golongan, dan keengganan untuk bersatu, bahkan cenderung emosional, bukan diskusi intelektual, diskusi kita masih diskusi tanpa ujung, dan tak bermuara pada solusi. Mari kita kembali bertanya pada hati kita, apakah yang selama ini kita perjuangkan adalah kepentingan pribadi atau kemaslahatan umat,
Sesungguhnya apa yang kuperjuangkan?? “
 “Apakah yang kulakukan sesuai dengan cita-cita perjuanganku ?? “
“Apakah tindakanku mendatangkan manfaat bagi orang banyak, atau justru membawa mudharat (kesia-siaan)dan mafsadat  (manfaat)??”
(Arief Munandar)

Semoga kita tidak termasuk ke dalam orang yang berjuang hanya untuk kepentingan segolongan saja, tapi kita memang benar-benar memperjuangkan kepentingan semua pihak, ya semua pihak yang memang terdzolimi...

Kampus ini sekarang sedang menghadapi berbagai masalah, mulai dari kesejahteraan mahasiswa, advokasi mahasiswa, advokasi fasilitas kampus, peralihan status UPI menjadi PT-BLU atau isu ke UPI-an yang lainnya.  Pengawalan isu pendidikan, isu korupsi nasional dan berbagai kajian serta solusi terhadap permasalahan bangsa harus segera kita tuntaskan. Maka hari ini akan ku azzamkan mengenai tekad itu...

Bismillah...
Demi seluruh mahasiswa yang kemudian nantinya akan mempercayakan amanah ini, demi almamater tercinta, demi bangsa yang hari ini menunggu kaum mudanya untuk kembali tampil kehadapan, dan memberikan solusi nyata terhadap segala masalah yang terjadi. Kami akan Bergerak, siapapun nanti yang akan memangku amanah ini akhirnya, meskipun cibiran yang kami terima, tapi kami akan tetap melangkah demi, Bangsa dan almamater yang begitu kami cintai.

Busur amanah tidak akan pernah salah memilih tuannya. Kalaupun yang menang bukan kami, siapaun mereka, dengan senang hati kami akan mendukung mereka, karena sekali lagi, bagi kami PEMIRA, bukan hanya sekedar ajang tinggi hati, membodohi atau ajang saling menjatuhkan, tapi PEMIRA adalah ajang untuk menentukan ke arah mana kepemimpinan UPI ini akan dibawa. Dan saat ini kita pun sedang diajarkan bagaimana untuk belajar lebih bijak menyikapi perbedaan, belajar berbesar hati, dan mencoba memahami bagaimana berkontribusi untuk kampus dan bangsa tercinta.

Kami tak akan pernah lelah mencitai UPI, kami tak akan pernah mencintai bangsa ini...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar