Selang dua hari
lagi, bangsa Indonesia akan kembali memperingati “Hari Pendidikan Nasional”. Setiap
tahun rakyat Indonesia selalu memperingatinya, beragam cara dilakukan untuk memperingati
hari spesial ini, namun sungguh sangat di sayangkan ternyata bangsa Indonesia
terjebak dalam seremonial belaka, kita seolah telah lupa bahwa hakikat dari
hari spesial ini bukan terletak pada seberapa khidmat Upacara yang dilakukan, atau
seberapa besar acara yang di buat setiap lembaga pendidikan, tapi ini berbicara
bagaimana spirit Hardiknas ini bisa terus terjaga hingga seluruh anak bangsa
merasakan pendidikan yang berkeadilan.
Untuk apa kita
melakukan upacara jika ternyata setiap tahunnya masih banyak anak bangsa yang
terputus masa depannya karena gaji ayahnya tak cukup untuk ia bisa duduk
belajar bersama teman-temannya, untuk apa kita membuat acara meriah jika
pendidikan kita belum bisa memberikan ruang yang luas dan besar untuk anak
bangsa bisa berkreasi dan berinovasi mengembangkan potensi diri.
Sudah terlalu
bosan rakyat bangsa ini dengan janji- janji manis para pejabat pemerintah yang
ternyata hanya duduk manis tapi tidak mau tau kondisi anak bangsa yang harus
berjuang melawan maut untuk menggapai cita.
Jika seandainya
pemerintah memang ternyata tidak serius untuk menepati janji kemerdekaan,
biarlah kami pemuda Indonesia yang mengambil alih peran untuk menepati janji
itu. Karena dengan segala apa yang kami punya, kami masih mampu untuk merubah
dunia dengan apa yang kami miliki, semangat kami masih mampu merubah awan gelap
negeri ini berganti dengan langit cerah berhiaskan pelangi tawa dari setiap
anak bangsa.
Kita, Pemuda
Indonesia, tak perlu lagi bertanya “apa kabar pendidikan Indonesia”? karena hal
itu sudah selesai dan tak perlu lagi dibahas panjang lebar, karena toh
pendidikan bangsa ini masih berada di kubangan yang sama, masih berada di
lubang yang sama, kubangan dan lubang stagnasi.
Bangsa ini butuh
pemuda yang tak hanya bisa bertanya tanpa aksi nyata, tapi bangsa ini menanti
pemuda yang mau turun sampai akar rumput untuk berusaha menepati janji
kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Semoga kelak
kita tak lagi melihat anak dan orang tua yang menangis karena di tolak
mentah-mentah oleh sekolah atau Perguruan Tinggi hanya karena uang yang mereka
bawa tak sebanding dengan harga yang harus mereka bayar. Semoga kelak yang kita
saksikan adalah tawa riang dan bahagia dari setiap anak bangsa karena telah mendapatkan
apa yang dijanjikan kepada mereka.
SEMANGAT
BERKONTRIBUSI, _Dari Pemuda Untuk Pendidikan Indonesia_
Refleksi Menjelang Hardiknas _02 Mei 2012_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar