Kesulitan memang menyesakkan. Bahkan menggelapkan pandangan. Tidak sedikit mereka yang putus asa ketika menghadapinya. Sampai tingkat menghabisi nyawanya dengan cara yang tragis. Dampak dari pandangan picik. Melihat suatu peristiwa dari satu sisi saja.
Padahal semua tahu, bahwa dunia ini tidak ada yang abadi. Kebahagiaan tidak abadi. Kesengsaraan juga tidak abadi. Kemudahan tidak selamanya. Kesulitan juga tidak selamanya. Pasti ada pergeseran. Ada saatnya roda berputar. Yang ada dibawah akan naik keatas. Begitu juga sebaliknya.
Ketika kesulitan datang, apalagi ketika kita sudah tidak berdaya dihadapannya, maka sebenarnya itu adalah masa akan datangnya kemudahan. Kesulitan adalah sinyal nyata akan dekatnya masa pertolongan. Karena tidak mungkin kesulitan itu datang dua kali. Selepas kesulitan pasti ada kemudahan.”Kesulitan tidak akan mengalahkan kemudahan dua kali,”begitu jelas Rasulullah.
Inilah rahasia Ilahi yang dibuka tabirnya oleh Rasul. Tinggal seberapa kuat kita meyakininya. Karena janji Allah akan terbukti sejalan dengan keyakinan kita terhadap janji tersebut. Dan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.
Kesulitan adalah harga. Harga untuk membeli kemudahan. Semakin berharga benda,semakin mahal harganya. Semakin berat kesuliltan, berarti kita semakin berpeluang untuk memetik kemudahan dan kesuksesan besar.
Maka hiburlah diri disaat kesulitan mencambuk langkah kaki. Katakan, bahwa Allah menghendaki sebuah rencana yang jauh lebih besar dan lebih baik dari yang kita rencanakan. Allah Maha Tahu dan Maha Penyayang. Bisa jadi apa yang kita harapkan tidak mendatangkan kebaikan untuk masa depan kita. Maka kemudian Allah menggagalkan rencana itu untuk selanjutnya diganti dengan yang lebih bermanfaat untuk hari depan kita.
Kini saatnya kita belajar untuk melihat kesulitan dari sisi yang berbeda. Dengan kacamata yang berbeda. Mari kita lihat kesulitan dari pandangan Ilahi, bahwa kesulitan adalah pintu gerbang menuju kemudahan. Gulitanya kesulitan adalah kabar gembira akan munculnya sinar terang kesuksesan.
Suasana yang serba tidak menguntungkan bukan harus disesali. Karena kita tidak akan bisa bangkit dalam keadaan terus menyesali masa lalu dan pesimisme dalam menghadapi masa depan.
Madinah yang ketika itu sudah dikepung sekutu menebarkan rasa takut kepada setiap penduduk Madinah. Tetapi di saat-saat genting seperti itu, justru Rasul bicara tentang optimisme dan harapan masa depan yang tinggi. Di waktu rasa lapar dan takut yang mencekam itu, justru Rasul bicara masalah kejayaan Islam yang akan menguasai Negara-negara super power.
Menangis boleh, menyesal wajar, sedih juga manusiawi. Tetapi jangan lupa untuk membangun sifat optimisme dan harapan besar di balik musibah dan kesulitan. Optimis akan perginya kesulitan dan harapan akan datangnya kemudahan yang sudah diambang pintu.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al In-syirah : 5-6).
Penyebutan kata ‘bersama’ menunjukkan bahwa kemudahan itu akarnya ada bersama kesulitan itu sendiri. Ia seakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Kata itu menegaskan, bahwa boleh jadi titik pertama kemudahan itu berada di tengah-tengah kesulitan itu sendiri.
Sebagai ilustrasi, siapa yang tidak mengenal pemain bola Zidan, asal Perancis?? Siapa yang tahu kalau dahulu dia begitu sulit sekali untuk mempunyai sepatu bola. Sampai akhirnya dengan niat yang sungguh-sungguh, dia berhasil menjadi pemain bola ternama. Dan sekarang, untuk mempunyai sepatu bola seperti apa yang dia mau,sudah tersedia didepan mata.
Jadi, jangan takut akan kesulitan hidup…karena dibalik kesulitan itulah akan ada kemudahan. Seberapa mampu kita melewati garis kesuksesan? Karena setelah melewati garis itulah, segala kemudahan ada didepan kita.
sumber : majalah tarbawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar