Jumat, 13 Januari 2012

Krisis Keteladanan

Sudah terlalu capek rakyat negeri ini melihat berbagai macam permasalahan yang ditimbulkan oleh para pemimpinnya. Kasus korupsi yang merajalela, bak bola salju, dari mulai tingkat pemerintahan paling tinggi sampai terbawah ramai-ramai melakukan tindakan yang jelas-jelas sangat merugikan, bahkan bagi sang koruptor sendiri. Masalah berikutnya muncul dari dunia pendidikan, ternyata dunia pendidikan yang seharusnya menjadi kawah candra dimuka penghasil generasi penerus yang berdedikasi serta memegang nilai-nilai kebenaran, malah yang terjadi sebaliknya, melalui oknum guru, murid-murid diajarkan bagaimana untuk berbuat curang, dan celakanya itu dilakukan secara berjama’ah dari mulai pemangku kebijakan, guru sampai murid itu sendiri. Lain lagi dengan public figure yang justru memberikan efek negatif terhadap perkembangan kepribadian kaum muda terutama remaja di negeri ini. Mulai dari para artis yang bergaya hedonis dan  ternyata juga mengkonsumsi narkoba, berpakaian yang tidak senonoh, bahkan perbuatan mesum dilakukan tanpa rasa malu, dan lebih parahnya lagi mereka masih menjadi idola remaja negeri ini. Belum lagi para pemimpin negeri ini yang sibuk dengan politik pencitraannya, dan sangat disayangkan ternyata para pemimpin negeri ini belum mampu membuat formulasi yang tepat untuk mengatasi krisis yang melanda negeri ini. Mari sejenak kita tengok negara yang porak poranda pasca Tsunami beberapa bulan lalu, ya Jepang,  Ketika Jepang luluh lantak karena Perang Dunia II, Jepang mampu bangkit dengan cepat karena ada mindset untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa mereka agar segera lepas dari masalah. Tak perlu menimbang-nimbang apakah kita seorang mampu merubah arah bangsa. Yang diperlukan hanyalah komitmen pribadi untuk berbuat yang terbaik dibidang masing-masing. Dan itu diawali oleh para pemimpinnya yang mampu memberikan teladan bagi rakyat  Jepang kala itu. Dan yang terbaru bagaimana masyarakat Jepang tetap dalam kondisi tenang pasca terjadi nya Tsunami, tak ditemukan kepanikan disana, yang terjadi adalah semua orang saling bahu membahu, untuk meringankan beban saudaranya, tak ada kerusuhan, atau bahkan rebutan bantuan, ternyata salah satunya adalah berkat pemimpin yang sigap dan mampu memberikan kepercayaan dan ketenangan kepada rakyat Jepang.
Inilah kemudian masalahnya, pantas saja bangsa ini kemudian mengalami keterpurukan karena orang-orang yang seharusnya menjadi panutan umat, malah bertingkah jauh dari kata teladan. Sesungguhnya masyarakat negeri ini membutuhkan “teladan” yang bisa membawa cahaya , yang bisa membawa keadilan, menghadirkan cinta ditengah kondisi bangsa yang tak menentu, “teladan” yang mampu membuat semua orang tersenyum ditengah badai krisis yang sedang menimpa bangsa ini, “teladan” yang mampu merekatkan setiap jengkal tanah yang retak di negeri ini, teladan yang mampu menjadi pemersatu di tengah perbedaan yang ada, “teladan” yang menjadi juru perdamaian, teladan yang mampu menjadi panutan bagi kaum muda, bagi rakyatnya, dan hal ini lah yang hilang dari sosok-sosok pemimpin bangsa kita, orang yang mampu memberikan teladan bagi rakyat.   
Dan inilah sesungguhnya tugas kita, kaum muda yang masih mempunyai hati nurani, yang  masih peduli terhadap nasib bangsanya, jika para pemimpinnya tidak mampu memberikan teladan, maka mulai lah dari setiap diri kita untuk melakukan hal ini, karena kita sebagai mahasiswa maka tetaplah semangat untuk melakukan segala pekerjaan dengan sungguh-sungguh dan dengan harapan menghasilkan karya yang terbaik. Karya yang tentunya kita dedikasikan untuk perbaika kondisi bangsa yang kita cintai. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar